.

Terbelah karena Kursi Ketua DPR

Setnov mundur dan menunjuk Aziz Syamsudin, internal Golkar terbelah.
Jakarta -Paska ditinggalkannya ursi Ketua DPR oleh Setya Novanto, internal Partai Golkar terbelah. Terutama setelah adanya surat Setnov yang menunjuk Aziz Syamsudin untuk menggantikannya.

Sontak, reaksi pun meluas. Anggota Fraksi Partai Golkar ramai-ramai menolak penunjukan itu. Menurut Tubagus Ace Hasan Syadzily mengatakan bahwa sebanyak 50 anggota dari 91 anggota fraksi Golkar sudah memberikan tanda tangan persetujuan penolakan terhadap penunjukan Aziz Syamsuddin sebagai ketua DPR RI menggantikan Setya Novanto.

Dukungan penolakan itu, dilakukan dalam rapat penggalangan tanda tangan yang dilakukan sejumlah anggota fraksi di ruang rapat BURT DPR RI.

“Yang sudah menyatakan dukungan atas penolakan penunjukan Pak Aziz sebagai ketua DPR ada sebanyak 50 anggota dari 91 anggota yang tercatat,” kata Ace disela-sela pertemuan, di Komplek Parlemen, Senayan, Senin (11/12).

Penandatanganan ini baru setengah dari jumlah anggota Fraksi Golkar karena mereka masih ada di luar kota karena ada tugas. Menurut dia, penggalangan tanda tangan penolakan terhadap penunjukan yang dilakukan terhadap Aziz Syamsuddin dilakukan sebagai bentuk keprihatinan anggota partai , khususnya yang berada di DPR RI, sebab penujukan itu dilakukan secara sepihak alias tidak melalui mekanisme partai yang berlaku.

“Penggalangan tanda tangan ini adalah inisiatif anggota DPR Fraksi Golkar yang prihatin atas penunjukan Aziz sebagai ketua DPR yang dilakukann secara sepihak oleh Novanto. Bukan pada (pribadi) Pak Aziz-nya melainkan bagaiamana prosedur penunjukan itu dilakukan,” ujar Ace.

Ia menjelaskan, penunjukan Ketua DPR itu harus melalui rapat pleno DPP Partai Golkar dahulu. Untuk itu keputusan pengganti Setnov di Ketua DPR harus menggunakan mekanisme partai, bukan pribadi dari Setnov yang sudah mundur.

Tidak ada komentar