Hari Batik Nasional, Batik untuk Mendukung Kegiatan Ekonomi
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. (Foto : Kemenperin) |
"Seperti salah satu contohnya yang dikembangkan oleh PT. Mattel Indonesia dengan memproduksi Barbie yang mengenakan batik," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto usai meresmikan Peluncuran Batik Barbie dan Mattel 25th Anniversary Event di Jakarta, Selasa (2/10/2018).
Airlangga mengungkapkan, upaya batik untuk mendukung kegiatan ekonomi tersebut diharapkan dapat memberikan inspirasi dan edukasi kepada para konsumennya. Ia juga berharap agar PT Mattel Indonesia yang memproduksi boneka dapat mengambil bagian dalam mengenalkan batik pada masyarakat terutama anak perempuan yang berusaia 3-7 tahun untuk mulai mengenal batik sebagai warisan kebudayaan Indonesia.
Sementara itu, Barbie Batik Kirana yang diluncurkan PT Mattel Indonesia itu merupakan koleksi terbaru hasil kolaborasi dengan Iwan Tirta Private Collection. Kolaborasi ini merupakan kali pertamanya bagi Barbie berkolaborasi dengan desainer lokal menggunakan kain identitas negeri.
Airlangga juga mengutarakan, Kementerian Perindustrian terus berupaya melestarikan batik sebagai warisan bangsa yang telah diakui oleh UNESCO sejak 2 Oktober 2009 sebagai Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity.
"Industri batik nasional memiliki daya saing yang kompetitif di pasar internasional. Indonesia juga menjadi market leader yang menguasai pasar batik dunia sehingga berkontribusi signifikan terhadap perekonomian," kata Ketua Umum Partai Golkar ini.
Kementerian Perindustrian mencatat, keunggulan industri batik nasional terlihat dari capaian nilai ekspor sebesar USD58,46 juta pada tahun 2017 dengan tujuan pasar utama ke Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa.
Bahkan, potensi perdagangan produk pakaian jadi di dunia yang mencapai USD442 miliar, menjadi peluang besar bagi industri batik dalam negeri untuk semakin meningkatkan pangsa pasarnya mengingat batik sebagai salah satu bahan baku produk pakaian jadi.
Selanjutnya, selain mampu menyumbang devisa negara dari ekspor, industri batik berperan penting pula dalam membuka lapangan kerja. Sektor yang didominasi oleh para pelaku industri kecil dan menengah (IKM) ini mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 600 ribu orang dari 56 ribu unit usaha yang tersebar di seluruh Indonesia, berdasarkan data Dharma Pusaka.
Airlangga Hartarto menambahkan, pihaknya semakin gencar mendorong para pengrajin dan peneliti industri batik nasional agar terus berinovasi mendapatkan berbagai varian warna alam. Upaya ini untuk mengeksplorasi potensi batik Indonesia sehingga memperkaya ragam kain wastra Nusantara dengan warna alam.
"Di samping itu, kami memiliki program e-Smart IKM yang bertujuan mendorong pelaku usaha untuk masuk dalam pemasaran online. Hal ini sebagai salah satu langkah strategis untuk menuju implementasi revolusi industri 4.0," tutup Menperin.(Bw)
Tidak ada komentar