Wakapolri Sebut Belum Ada Kesimpulan Soal Peluru "Nyasar" di DPR
![]() |
Wakapolri Ari Dono Sukmanto sesaat setelah rapat internal dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Foto: Ist. |
Wakapolri kepada wartawan mengungkapkan bahwa untuk sementara masih dilakukan investigasi. Prosesn investigasi yang dilakukan Polisi meliputi pemeriksaan terhadap jenis peluru dan proyektil yang ditemukan di tempat kejadian perkara, menghitung jejak peluru yang ditembakkan di lantai 13 dan 16 gedung DPR RI.
"Intinya, tugas kita membuktikan itu peluru siapa, kemudian kenapa peluru ada di sana, faktor apa latar belakangnya; nanti baru kita lihat kalau ada unsur pidana atau kelalaian, mengakibatkan apa, nanti ada proses lagi," kata Wakapolri setelah bertemu dengan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla Selasa (16/10).
![]() |
Ketua DPR RI Bambang Soesatyo. Foto:tempo. |
Menurutnya, pada saat peluru 'nyasar' ke gedung DPR, kegiatan Perbakin memang tengah berlangsung, termasuk yang dilakukan pelaku penembakan nyasar ke gedung DPR, berinisial I.
Menurut laporan dari Perbakin, ungkap Bambang, penembakan ke gedung DPR dilakukan secara tidak sengaja. Menurut laporan itu, hal tersebut terjadi saat pelaku sedang melakukan reloading (pengisian magasin), dan tidak menyadari masih tersisa peluru di dalam magasin tersebut.
Laporan itu juga menyebutkan, peluru nyasar itu berasal dari senjata jenis Glock 17 kaliber 9 milimeter yang telah dimodifikasi. Modifikasi senjata ini, mengubah senjata tersebut menjadi otomatis.
Bambang Soesatyo yang juga menjadi anggota Perbakin itu menjelaskan, Glock kaliber 9 mm memiliki daya jelajah hingga 1,5 mil atau sekitar 2,4 kilometer. Ia mengatakan senjata tersebut jarak tembak efektifnya mencapai 400 meter dengan jarak tembak tepat mencapai 25 hingga 70 meter. Jarak antara DPR dan Lapangan Perbakin sekitar 200 sampai 300 meter, sehingga daya jelajah dan rusak peluru tersebut masih efektif. (Hw)
Tidak ada komentar