Kembali, Harga Beras Merangkak Naik
![]() |
Harga beras medium mulai naik. Foto : Dedi. |
Jakarta - Penghujung tahun ini, kembali harga beras mulai merangkak naik. Dari pantauan di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, beberapa harga beras level medium mengalami kenaikan.
Hingga Selasa (13/11/2018), harga beras medium IR-64 kualitas I tercatat Rp10.550 per kilogram (kg) atau naik Rp200 dari Rp10.350 per kg pada bulan lalu.
Selain itu, harga beras IR-64 kualitas II juga melonjak dari Rp9.625 per kg menjadi Rp9.925 per kg. Bahkan, IR-64 kualitas terendah harganya mencapai Rp9.200 per kg dari bulan lalu yang hanya Rp8.825 per kg.
Kondisi ini menurut Ketua Umum Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Zulkifli Rasyid, kenaikan harga beras itu karena minimnya stok beras medium di pasaran. Dia mengakui saat ini stok beras di PIBC memang melimpah hingga mencapai 51 ribu ton. Namun, sebagian besar ialah beras dengan kualitas bagus atau premium.
Selain itu, harga beras IR-64 kualitas II juga melonjak dari Rp9.625 per kg menjadi Rp9.925 per kg. Bahkan, IR-64 kualitas terendah harganya mencapai Rp9.200 per kg dari bulan lalu yang hanya Rp8.825 per kg.
Kondisi ini menurut Ketua Umum Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Zulkifli Rasyid, kenaikan harga beras itu karena minimnya stok beras medium di pasaran. Dia mengakui saat ini stok beras di PIBC memang melimpah hingga mencapai 51 ribu ton. Namun, sebagian besar ialah beras dengan kualitas bagus atau premium.
Oleh karena itu, saran Zulkifli, satu-satunya upaya rasional yang segera dilakukaan saat ini untuk menurunkan harga beras medium ialah menggelontorkan stok milik Perum Bulog ke pasar.
Ia juga mengatakan, beras-beras impor sebesar 1,8 juta ton yang didatangkan dari berbagai negara seperti Thailand dan Vietnam memiliki kualitas setara medium sehingga akan mampu membantu menurunkan harga beras di pasaran.
“Persediaan (stok beras) kan ada dari impor, kenapa ditahan-tahan? Buat apa disimpan-simpan? Itu seharusnya dikeluarkan untuk masa-masa seperti sekarang,” tegasnya.
Zulkifli mengungkapkan, hingga saat ini tidak ada beras impor milik Bulog yang diguyurkan ke pasar terutama ke PIBC dalam jumlah besar.
Sementara itu, Direktur Operasional Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh mengungkapkan secara harian saat ini perseroan bisa mengeluarkan stok hingga 3.000 ton ke pasar. Sejak awal tahun, jumlah beras yang telah digelontorkan ke pasar sebesar 400.000 ton.Namun, ia mengakui penyaluran beras Bulog ke wilayah Ibu Kota Jakarta memang masih minim, yakni hanya 21 ton per hari.
Bulog juga tengah melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah, termasuk DKI Jakarta, untuk dapat menyalurkan lebih banyak beras sehingga harga bisa semakin ditekan.(AK)
Ia juga mengatakan, beras-beras impor sebesar 1,8 juta ton yang didatangkan dari berbagai negara seperti Thailand dan Vietnam memiliki kualitas setara medium sehingga akan mampu membantu menurunkan harga beras di pasaran.
“Persediaan (stok beras) kan ada dari impor, kenapa ditahan-tahan? Buat apa disimpan-simpan? Itu seharusnya dikeluarkan untuk masa-masa seperti sekarang,” tegasnya.
Zulkifli mengungkapkan, hingga saat ini tidak ada beras impor milik Bulog yang diguyurkan ke pasar terutama ke PIBC dalam jumlah besar.
Sementara itu, Direktur Operasional Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh mengungkapkan secara harian saat ini perseroan bisa mengeluarkan stok hingga 3.000 ton ke pasar. Sejak awal tahun, jumlah beras yang telah digelontorkan ke pasar sebesar 400.000 ton.Namun, ia mengakui penyaluran beras Bulog ke wilayah Ibu Kota Jakarta memang masih minim, yakni hanya 21 ton per hari.
Bulog juga tengah melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah, termasuk DKI Jakarta, untuk dapat menyalurkan lebih banyak beras sehingga harga bisa semakin ditekan.(AK)
Tidak ada komentar