.

Survey Litbang KOMPAS; Elektabilitas Jokowi di Bawah 50%, PSI Partai Paling Ditolak

Capres Prabowo Subianto elektabilitasnya naik. Foto:merdeka
Jakarta - Survei di hari-hari menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Presiden-Wakil Presiden (Pilpres) 2019 kian ramai. Beberapa lembaga survei telah mempublikasi hasil survei mereka, baik terhadap keterpilihan pasangan calon presiden-wakil presiden maupun partai politik yang ikut kontestasi di Pemilu 2019 ini.

Salah satu yang menarik adalah, hasil survei yang dilakukan oleh Litbang KOMPAS. Seolah hasil survei yang dilakukannya kontras dengan lembaga lain yang telah terlebih dahulu mengumumkan hasil surveinya.

Survei Litbang KOMPAS pada Maret 2019 menunjukkan elektabilitas Jokowi - Ma'ruf menurun hingga di angka belum aman di bawah 50 persen, sementara Prabowo - Sandi menguat. Elektabilitas Jokowi - Ma'ruf memperoleh 49,2 persen, Prabowo - Sandi memperoleh 37,4 persen suara, dan sisanya 13,4 persen menyatakan masih rahasia atau belum memilih.

Apabila dibandingkan dengan hasil survei Litbang KOMPAS pada Oktober 2018 lalu, maka elektabilitas Jokowi - Ma'ruf menurun dari 52,6 persen menjadi 49,2 persen. Sementara elektabilitas Prabowo - Sandi menguat dari 32,7 persen menjadi 37,4 persen.

Enam bulan terakhir, menurut Litbang KOMPAS ada perubahan signifikan dari preferensi pemilih. Survei Oktober 2018 memperlihatkan jarak elektabilitas paslon nomor urut 01 dan 02 sekitar 19,9 persen, sementara pada survei Maret menunjukkan jarak keduanya menyempit menjadi 11,8 persen. Hal tersebut, masih menurut Litbang KOMPAS, selama enam bulan terakhir, ada pergeseran dukungan dari Jokowi - Ma'ruf dan Prabowo - Sandi.

DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, dan Sumatera menjadi daerah yang masih berada di cengkeraman Prabowo Subianto - Sandiaga Uno. Militansi yang cukup tinggi dari relawan dan pendukung Prabowo - Sandi tampaknya berpengaruh pada menguatnya dukungan.

Di Jakarta, elektabilitas Prabowo - Sandi mencapai 47,5 persen atau unggul 11,2 persen dari elektabilitas Jokowi - Ma'ruf sekitar 36,3 persen.

Selain itu, Prabowo - Sandi juga masih mendominasi di Pulau Sumatera. selisih elektabilitas Prabowo - Sandi dengan Jokowi - Ma'ruf semakin melebar sekitar 13,5 persen.

Pada survei Maret 2019, elektabilitas paslon nomor urut 02 ini mencapai 50,5 persen sedangkan Jokowi - Ma'ruf 37 persen. Jika dibandingkan dengan survei Oktober 2018, elektabilitas Prabowo - Sandi menguat 10 persen dari 40,5 persen. Sementara Jokowi - Ma'ruf hanya naik sekitar 1,1 persen dari 38,1 persen.

PSI Partai Paling Ditolak

Sementara itu, Litbang KOMPAS juga meneliti terhadap elektabilitas dan resistensi masyrakat terhadap partai politik peserta Pemilu 2019 di tingkat  nasional.

Litbang KOMPAS mempublikasikan hasil penelitiannya, tidak satu pun partai pendatang baru di Pemilu 2019 yang lolos ambang batas parlemen (PT) 4 persen, namun malah ada resistansi (penolakan) masyarakat terhadap partai-partai tersebut. Angka resistansi tersebut justru lebih tinggi dari elektabilitas mereka yang rata-rata cuma berkisar nol koma.

Menurut hasil survei Litbang KOMPAS, PSI menjadi partai baru yang paling tinggi resistansinya atau dengan kata lain paling ditolak masyarakat. Sementara itu, elektabiltas PSI sekitar 0,9 persen, namun resistansi masyarakat terhadapnya sebesar 5,6 persen.

Selanjutnya adalah PERINDO dengan elektabilitas 1,5 persen, resistensinya 1,9 persen. Kemudian Berkarya elektabilitas 0,5 persen, resistensinya 1,3 persen. Selanjutnya, Garuda elektabilitas 0,2 persen, resistensinya 0,9 persen.

Selain perihal elektabilitas dan resitansi parpol baru, survei Litbang KOMPAS juga menunjukkan Hanura, partai yang mempunyai kursi DPR 2014-2019, terancam gagal masuk Senayan karena elektabilitasnya hanya berkisar 0,9%. Partai lama lain yang mendudukkan wakilnya di DPR RI periode 2014-2019 seperti PBB dan PKPI, diprediksikan akan kembali gagal, karena elektabiltasnya masing-masing 0,4% dan 0,2%.

Litbang KOMPAS menyatakan margin of error dari surveinya itu sekitar +/- 2,2 persen. Dengan angka sebesar itu, dapat diartikan partai-partai seperti Nasdem, PPP dan PAN belum aman. Sebab, dengan elektabilitas Nasdem (2,6%), PPP (2,7), PAN (2,9), masih dalam rentang margin of error dari ancaman ketidaklolosan ambang batas parlemen 4%.

Survei yang dilakukan oleh Litbang KOMPAS ini melalui pengumpulan pendapat yakni wawancara tatap muka pada periode 22 Februari-5 Maret 2019. Sebanyak 2.000 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi Indonesia.

Mereka menyebut, tingkat kepercayaan surveinya 95 persen, sedangkan margin of error penelitian +/- 2,2 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.(AN/DD)

Tidak ada komentar