.

Akhirnya, Desain Baru Pelabuhan Benoa Disetujui Semua PIhak

Gubernur Bali Wayan Koster diapit Direktur PT Pelindo III (Persero) Doso Agung (kiri) dan Deputi Bidang Infrastruktur Kemenko Kemaritian dan Investasi Ridwan Djamaludin (kanan berbaju putih). Foto :koranjuri
DENPASAR - Penataan ulang Pelabuhan Benoa, Bali, yang sempat menimbulkan permasalahan berkepanjangan, kini segera akan diteruskan pembangunannya.

PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III (Persero) akan segera melanjutkan pengerjaan berdasarkan desain yang baru, dan seluruhnya direncanakan akan selesai pada tahun 2023.

Apalagi dalam pembangunannya tersebut, mendapat masukan banyak pihak termasuk dari Pemerintah Provinsi Bali, Pemerintah Kota Denpasar, kelompok masyarakat, terutama dari konsep desain Dumping I dan Dumping II Pelabuhan Benoa yang kini berubah total.

Tekad tersebut terungkap dalam Rapat Koordinasi antara Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Pemerintah Provinsi Bali, Pemerintah Kota Denpasar, dan Pelindo III di Denpasar, Sabtu (2/11/ 2019).

Dalam desain baru bahwa sebagian besar lahan diperuntukkan bagi hutan kota, sedangkan sebagian lagi diperuntukkan bagi kawasan pengelolaan energi, industri perikanan, dan instalasi IPAL.

“Kawasan hutan kota akan menjadi salah satu paru-paru Bali, sedangkan sebagian lagi diperuntukkan bagi terminal energi, yang menyuplai kebutuhan avtur untuk Bandara Ngurah Rai dan BBM di Pelabuhan Benoa,” kata Direktur Utama Pelindo III Doso Agung.

Lebih lanjut Doso Agung mengungkapkan, pihaknya sangat berterima kasih kepada Gubernur Bali dan Walikota Denpasar yang sangat membantu dalam penyelesaian masalah ini sehingga Desain Pelabuhan Benoa dapat dirampungkan dan memuaskan semua pihak.

 “Dengan kesepakatan ini, kita berhasil maju selangkah, dan siap untuk merealisasikan potensi ekonomi dan pariwisata yang sangat besar,” ungkap Doso.

Pada kesempatan itu, Gubernur Bali Wayan Koster menegaskan bahwa hal tersebut prosesnya panjang. Koster mengutarakan, sampai empat kali perubahan sampai dengan desain final. Perubahan desain, lanjutnya, dirinya yang mengawal langsung, sehingga menampung kebutuhan dan aspirasi masyarakat Bali. Termasuk penyediaan lapangan khusus untuk upacara keagamaan seluas satu hektare.

” Kami bersyukur bahwa Pelindo III sangat kooperatif melaksanakan arahan Gubernur dan masukan masyarakat Bali," kata Koster.

Koster juga meminta kepada Pelindo III, lapangan untuk upacara Melasti sudah dapat diselesaikan pada akhir Februari 2020, sehingga dapat digunakan sebagai tempat upacara peringatan Nyepi tahun 2020 mendatang.

Deputi Bidang Infrastruktur Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi Ridwan Djamaluddin menyambut baik tuntasnya desain pengembangan Pelabuhan Benoa tersebut.

“Pemerintah sekarang mengembangkan 10 Bali Baru, Bali yang asli sekarang bergerak lebih cepat,” ujarnya.

Wayan Koster mengatakan agar Pelindo III berkoordinasi dengan para ahli lingkungan dan tanaman dari Universitas Udayana dan ahli dari BMKG, selain dari IPB Bogor yang selama ini sudah berjalan. Sehingga hutan kota itu nantinya sesuai dengan ekosistem kawasan tersebut.

Dalam desain yang baru, Pelindo III membangun terminal di Dumping I dan Dumping II seluas kurang lebih 70 hektare, di mana 51% lahan yang telah selesai direklamasi atau 13 hektare di Dumping I dan 23 hektare di Dumping II akan ditanami berbagai jenis pohon seperti cemara udang, jempiring, cemara laut, sawo kecik, kelapa gading, asoka, dan sebagainya. Sementara sisa 49% lahan akan dimanfaatkan untuk membangun dermaga perikanan, cold storage, fasilitas IPAL, dan sebagainya.

Terselesaikannya perbedaan pandangan yang bermuara pada desain baru yang telah disepakati para pihak tersebut dipastikan akan meningkatkan perekonomian dan pariwisata Bali ke level yang lebih tinggi.(REP8/WI/HMS)

Tidak ada komentar