Kunker ke AS, Menlu Retno Bertemu Bos Vaksin
Menlu Retno Marsudi menemui sejumlah bos perusahaan farmasi pembuat vaksin covid-19 di Amerika Serikat pada Jum'at (17/9) ini. Foto : Ist.
Los Angeles - Bisnis vaksin rupanya terus menggeliat seiring masih berlangsungnya wabah corona virus desease (covid) di dunia. Ya, pandemi covid masih berlangsung, meskipun tren di sejumlah negar sudah mengalami penurunan.
Amerika Serikat sebagai salah satu pusat penelitian vaksin covid, menjadi perhatian sendiri bagi Indonesia. Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, berdasarkan keterangan yang diterima redaksi, pada Jum'at (17/9) ini, akan bertemu dengan sejumlah pimpinan perusahaan vaksin di Los Angeles dan Houston.
Kunjungan kerja itu merupakan terusan dari hal serupa pada Agustus lalu. Retno menyebutkan, kegiatan ini dia tempuh dalam rangka untuk memperkuat ketahanan kesehatan nasional.
Retno menggarisbawahi, kunjungannya itu juga dalam rangka untuk membangun kemandirian industri kesehatan di Indonesia. Ia menambahkan, saat ini kondisi kesenjangan vaksin covid masih terjadi sehingga pemerintah membutuhkan suplai vaksin untuk mengatasinya.
“Beberapa hari lalu Covax telah menyampaikan tidak dapat memenuhi target pengiriman 2 miliar dosis vaksin hingga akhir tahun. Bahkan, Covax telah menetapkan tenggat waktu (deadline) baru untuk target ini pada kuartal I/2022,” ujarnya.
Oleh sebab itu, dia melanjutkan arti penting dari mekanisme skema berbagi vaksin (dose-sharing) vaksin yang tengah dilakukan berbagai Negara.
Adapun, terdapat tiga langkah yang diperlukan saat ini untuk mengatasi kelangkaan dan kesenjangan vaksin. Pertama, pertukaran antrian dosis negara dengan tingkat vaksinasi nasi dengan rendah termasuk melalui Covax Facilities. Kedua, mempercepat realisasi skema berbagi dosis (dose-sharing).
Kemudian, ketiga, transfer teknologi dan know-how untuk mendukung produksi vaksin di kawasan lain. “Seluruh yang saya sampaikan tadi menggarisbawahi pentingnya ketibaan vaksin dose-sharing yang hari ini dari pemerintah datang dari Pemerintah Amerika Serikat dan Perancis,” katanya.
Dia melanjutkan, skema dose-sharing dari Amerika Serikat dan Perancis selain mencerminkan kuatnya kemitraan Indonesia dengan kedua negara tersebut juga merupakan wujud komintmen semua negara untuk terus berkolaborasi menghadapi pandemi Covid-19 Sejak kemarin dan hari ini, Indonesia telah menerima dukungan dose-sharing vaksin Pfizer dari pemerintah Amerika Serikat yaitu 2.632.500 dosis melalui jalur Covax Facilities yang masing-masing dikirim melalui dua tahap yaitu pada 16 September 2021 sejumlah 877.500 dosis dan 17 September 2021 sebanyak 1.755.000 dosis.
Pengiriman ini merupakan bagian dari 4.644.900 dosis tambahan melalui mekanisme atau skema dose-sharing pemerintah Amerika Serikat. Menurut rencana tahap ketiga sebesar 1.140.750 akan tiba 19 September 2021 dan tahap keempat sebesar 871.650 dosis tiba pada 23 September 2021.
“Nah, kalau kita tambahkan semuanya dengan dukungan sebelumnya dari Amerika Serikat berupa vaksin Moderna yang sudah tiba di Indonesia sebesar 8.160.000 dosis, maka dukungan dose-sharing pemerintah Amerika Serikat yang berarti Moderna dan Pfizer seluruhnya berjumlah 12.645.060 dosis,” tukasnya.(RD)
Tidak ada komentar