.

Mantan Sekretaris Menteri BUMN Pertanyakan Alasan Penjualan Bandara Kualanamu ke Asing


Jakarta -
Berita mengenai penjualan saham kepemilikan Bandara Internasional Kualanamu, Deliserdang, Sumatra Utara, sebesar 49 persen ke perusahaan asal India bernama India GMR Airport International menuai banyak reaksi negatif dari masyarakat.

Mereka merasa heran dengan keputusan pemerintah yang menjual hampir setengah kepemilikan bandara Kualanamu kepada pihak asing.

Salah satu yang bersuara lantang adalah mantan Sekretaris Menteri BUMN, Said Didu. Dengan nada satire, ia menyatakan justeru tidak begitu heran dengan penjualan saham Bandara Kualanamu itu. 

Melalui akuin twitternya, Kamis (25/11), ia mencuitkan kalimat, "Akhirnya, selamat menikmati."

Kicauan Said Didu ini rupanya menarik perhatian seorang pejabat pemerintahan. Staf Khusus Menteri Keuangan, Yustinus Prastowo yang menanggapi cuitan itu dan menjelaskan maksud penjualan saham bandara Kualanamu.

"Ah Pak Said Didu kura-kura dalam perahu nih. Jelas kan Pak, itu kerja sama pengelolaan selama 25 tahun. Saham mereka 49 persen, BUMN kita 51 persen," kicau Yustinus.

"Bandaranya tetap milik kita, justru kita tak perlu mengeluarkan uang untuk membiayai pengelolaan tapi tetap mendapat bagi hasil. Setuju Pak?" pungkasnya.

Komentar Yustinus tersebut dijawab balik oleh Said Didu dengan sebuah pernyataan yang cukup tegas soal intisari dari penjualan saham bandara Kualanamu.

"Itu sama dengan menjual atau menggadaikan saham sebanyak 49 persen. Itu menunjukkan bahwa kita sudah tidak mampu. Jelas?" tanya balik Said Didu menutup.(GR/RM)

Tidak ada komentar